MAKALAH : KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KOSA KATA DALAM MENYUSUSN KALIMAT
Kemampuan Menggunakan Kosa Kata Dalam Menyusun Kalimat
Menulis merupakan aspek penting dalam menyampaikan
pesan dan perasaan dalam bentuk tulisan. Dalam kenyataannya ketika diberikan
tugas menulis masih
banyak siswa mengalami
kesulitan.
|
|
|
|
Tujuan penelitian mendeskripsikan
|
hubungan
|
penguasaan kosakata
|
dengan
|
keterampilan menulis eksposisi,
|
hubungan
|
kemampuan menyusun
|
kalimat
|
efektif dengan keterampilan menulis
|
eksposisi
|
hubungan penguasaan kosakata
|
dan
kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi siswa
kelas XI SMA N 15 Bandar Lampung.
Penelitian
menggunakan metode korelasional. Analisis data menggunakan teknik korelasi produk moment. Sampel 42 siswa. Data diperoleh
dari tes kosakata, kemampuan menyusun kalimat dan keterampilan menulis
eksposisi.
Hasil
analisis terdapat hubungan positif, erat, dan signifikan antara penguasaan
kosakata dengan keterampilan menulis eksposisi, terdapat hubungan positif,
erat, dan signifikan antara kemampuan menyusun kalimat efektif dengan
keterampilan menulis eksposisi, terdapat hubungan positif, erat, dan signifikan
penguasaan kosakata, dan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan
menulis eksposisi.
Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang memiliki peran sangat penting untuk diajarkan dalam kehidupan
manusia. Dengan keterampilan ini, seseorang penulis dapat berkomunikasi secara
tidak langsung kepada pembaca untuk menyampaikan pesan dan perasaan dalam
bentuk tulisan, artinya tidak bertatap muka dengan pembaca. Dengan demikian,
penulis harus terampil memanfaatkan morfologi, struktur bahasa, dan kosakata
(Tarigan, 1992: 4). Kejelasan pikiran pemakaian kata-kata, struktur kalimat merupakan
modal utama bagi seorang penulis.
Keterampilan menulis bukan suatu keterampilan yang
berdiri sendiri. Banyak aspek yang harus dikuasai.
Seperti
yang dikemukakan Akhadiah (1996: 9) sekurang-kurangnya memenuhi unsur-unsur
berikut (a) tema, (b) kesesuaian isi dengan judul, (c) kesesuaian jenis
karangan,
(d)
ketetapan ide dalam paragraf; (e)
ketetapan susunan kalimat, (f) ketepatan pemilihan kata /diksi, (g) ketepatan
penggunaan ejaan. Masih banyak faktor lain yang mungkin dapat memengaruhi
seseorang untuk membuat tulisan seperti: bakat, kurangnya kemampuan
mengembangkan imajinasi atau daya nalar, kurangnya frekuensi latihan menulis.
Maka, kemampuan menulis perlu dilatih secara baik
pada diri siswa. Keterampilan menulis akan dikuasai oleh siswa, jika yang
bersangkutan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kalimat efektif yang di
dalamnya terdapat ketepatan pemilihan kata,
ketepatan penggunaan kata, kebenaran struktur kalimat dan lain-lain, di samping
penguasaan paragraf yang juga penting dalam membangun tulisan yang baik.
Kenyataannya menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
observasi pendahuluan terhadap kegiatan menulis masih kurang. Secara lisan
siswa dapat bercerita dengan baik, ketika diberikan tugas untuk menuangkan
dalam bentuk tulisan masih banyak ditemui kalimat yang ambigu dan tidak logis.
Hal itu terjadi karena siswa belum terlatih meskipun materi menulis sudah
diberikan di kelas X semester ganjil.
Menindak lanjuti persoalan di atas hendaknya guru
Bahasa dan Sastra Indonesia perlu lebih kreatif dan mencari solusi agar siswa
gemar menulis. Di samping siswa memahami dalam penguasaan materi siswa juga
harus kaya pengalaman misalnya melalui latihan, memperbanyak membaca buku
referen, sehingga pembelajaran menulis dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Menulis merupakan salah satu aspek kemampuan
berbahasa yang sifatnya ekspresif. Kegiatan tersebut merupakan salah satu
kegiatan menuangkan pikiran, perasaan, ide, yang ada pada pikiran penulis.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas aspek menulis
ditetapkan sebagai salah satu yang harus dikuasai siswa. Misalnya: di kelas X
Standar Kopetensi (SK) menulis
nomor 4 yang isinya mengungkapkan informasi dalam
berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriftif, ekspositif), dengan Kopetensi
Dasar (KD) 4.3 Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam
paragraf ekspositif. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat menulis dengan
baik, salah satunya karangan eksposisi. Karangan eksposisi merupakan salah satu
karangan yang penulisannya harus disertai dengan alasan yang kuat dan
meyakinkan dengan mengemukakan bukti yang meyakinkan untuk mempengaruhi pembaca
agar menyetujui pendapat, sikap, dan keyakinan penulis.
Beberapa faktor yang diperlukan siswa sebelum
menulis dapat digolongkan ke dalam dua bagian besar, yakni faktor dari dalam
diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa
misalnya pengetahuan siswa tentang menulis, kemampuan memilih dan menggunakan
kata, penguasaan kalimat, dan penguasaan paragraf serta kemauan untuk berlatih
secara tekun. Adapun faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti ketekunan
guru menuntun siswa, memberikan metode pembelajaran menulis yang tepat, kondisi
kelas yang nyaman, fasilitas belajar, dan waktu berlatih yang disediakan.
Aspek yang juga penting harus dikuasai siswa dalam
pembuatan tulisan, diantaranya adalah penguasaan kosakatanya, kemampuan untuk
menyusun kalimat secara efektif dan kemampuan untuk mengembangkan paragraf
secara menarik. Pengetahuan tentang kosakata meliputi kata umum, kata khusus,
denotasi, konotasi, sinonim,
antonim. Adapun pembentukan kalimat bertujuan agar
bahasa yang disusun logis disertai tanda baca yang tepat, sehingga karangan
yang dibuat menjadi menarik dan sesuai dengan kaidah penulisan.
Pada aspek penyusunan kalimat efektif siswa juga
perlu dilatih dalam ketepatan kata dan penggunaannya, struktur kalimat sehingga
tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tidak logis. Siswa juga perlu diberikan
pengetahuan tentang berbagai bentuk karangan seperti karangan narasi,
deskripsi, eksposisi, dan persuasi. Pengetahuan siswa pada aspek menyusun
paragraf akan menyebabkan satu paragraf dengan paragraf lain saling berkaitan
dan berkesinambungan.
Demikian juga penggunaan kalimat harus efektif dan
tepat sehingga dapat mewakili pikiran penulis, agar pikiran pembaca sama dengan
yang dipikirkan penulisnya. Kemampuan itu dapat meliputi pilihan kata, bentuk
kata, pola kalimat, dan ketepatan makna kalimat. Adapun untuk unsur kalimat
efektif antara lain kesepadanan, kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata, kehematan kata, kelogisan, kesatuan atau kepaduan, keparalelan atau kesajajaran, dan
ketegasan kata.
Beberapa langkah menyusun eksposisi yang harus
dikuasai siswa antara lain adalah menentukan topik/tema menetapkan tujuan,
mengumpulkan data dari berbagai sumber, menyusun kerangka karangan sesuai
dengan topik yang dipilih. Siswa harus menetapkan tema, karena dengan tema
seorang
penulis akan meyusun inti-inti paragraf yang akan
dibuat. Tema inilah yang menjadi pemandu, pedoman, agar isi karangan tidak
menyimpang. Siswa juga dituntut untuk dapat mengungkapkan pikiran atau gagasan
utama yang ingin disampaikan melalui penyusunan paragraf sehingga dapat
dimengerti orang lain.
Kemampuan kosakata perlu diperkaya sehingga siswa
dapat mengembangkan tulisan dengan baik misalnya kata umum, kata khusus,
denotasi, konotasi, sinonim, antonim dan ejaan atau kaidah. Ketika siswa telah
memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kalimat dan paragraf, maka siswa akan
mudah memilih kata, dan membangun paragraf menjadi karangan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Parera, (2007: 4) bahwa kosakata merupakan satu kesatuan
sintaksis dalam tutur atau kalimat.
Penelitian ini menyoroti beberapa faktor yang
berasal dari dalam diri siswa, yakni pengetahuan siswa tentang menulis
eksposisi khususnya yang berhubungan dengan kosakata dan kemampuan menyusun
kalimat efektif. Seperti yang dikemukakan Nurjamal (2010: 217) aspek kemampuan
penggunaan ejaan, kosakata dan menyusun kalimat menjadi sangat penting agar
karangan memiliki kualitas yang baik siswa yang memiliki penguasaan kosakata
yang tinggi memungkinkan dapat menuangkan ide-ide atau gagasan dengan mudah
dalam tulisannya. Dengan penguasaan kosakata yang baik, siswapun dimungkinkan dapat
menyusun kalimat dengan benar sehingga maksud penulis dapat diterima oleh
pembaca sesuai dengan maksud dan tujuan penulis dan diharapkan siswa dapat
membuat karangan eksposisi dengan baik dan benar
Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan korelasional. Berdasarkan jenis
data yang diperoleh penelitian termasuk dalam penelitian kuantitatif artinya
penelitian ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan antara
variabel-variabel bebas dengan antara variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah penguasaan kosakata (X1) kemampuan menyusun kalimat efektif (X2) sedangkan variabel terikat
keterampilan menulis eksposisi (Y)
Populasi adalah sejumlah individu yang menjadi
subjek penelitian. Besarnya populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI IPS semester Ganjil SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran
2012/2013, berjumlah 104 siswa.
Menurut Surachmad (2004: 84) sampel adalah
Penarikan sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi tersebut. Berkaitan
dengan uraian tersebut penentuan sampel dalam penelitian ini bepatokan dengan
pendapat Arikunto, (2003:
107)
yaitu untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subjek lebih besar dari 100 dapat diambil
antara 10%-15% atau 20 – 25% atau lebih.
Berdasarkan
pengertian dan ketentuan di atas karena jumlah lebih besar dari 100 maka
penulis akan mengambil 40 % secara acak dari
jumlah siswa kelas XI yang ada 104, sehingga
besarnya jumlah sampel berjumlah 42 orang.
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
adalah mengambil secara proporsional dengan sistem proporsional random sampling.
Pengundian dilakukan untuk masing-masing kelas dengan cara menuliskan nama
siswa dari masing-masing kelas dan mengambil masing-masing kelas XI IPS 1
sebanyak 15 siswa, kelas XI IPS 2 sebanyak 14 siswa, kelas XI 1PS 3 sebanyak 13
siswa, sampai diperoleh jumlah seluruh siswa 42 siswa. Perincian besarnya
jumlah sampel adalah sebagai berikut.
Langkah-langkah penentuan sampel untuk masing
-masing kelas adalah sebagai berikut
1)
Menentukan kelas yang akan diambil sebagai sampel,
menuliskan nomor urut / nama siswa untuk masing-masing kelas.
2)
Melakukan pengundian dari masing-masing kelas
dengan sistem pengembalian, siswa yang namanya terambil ditulis dan
dikembalikan lagi, tetapi jika terdapat nama yang terambil kembali nama
tersebut dikembalikan lagi tetapi tidak ditulis dengan tujuan peluang
terambilnya siswa sebagai sampel tetap sampai diperoleh sampel yang diinginkan
dari setiap kelas.
3)
Nama sampel dari 3 kelas direkap
dan dipergunakan sebagai sampel penelitian.
Variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y atau variabel terikat.
Arikunto (2004: 90) menyatakan bahwa “Variabel adalah objek penelitian yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Berkaitan dengan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel adalah objek yang menjadi fokus penelitian ini
adalah
a.
Variabel bebas (X), adalah
penguasaan kosakata (X1) dan kemampuan menyusun kalimat efektif (X2)
b.
Variabel terikatnya (Y) adalah
keterampilan menulis eksposisi.
Penguasaan kosakata adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengetahui sebanyak-banyaknya kata-kata yang terdapat dalam
satu bahasa, perbendaharaan kata yang dimiliki seseorang yang digunakan dalam
kegiatan mendengar, membaca, menulis dan berbicara, kata yang dipakai dalam
suatu bidang tertentu, kosakata juga dapat berupa daftar kata yang disusun
seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis, dan bagian dari
sistem bahasa yang berupa leksem, kata tunggal, kata majenuk, idiom yang saling
berinteraksi dalam pola-pola kalimat, dengan menyampaikan maksud atau arti yang
digunakan dalam sebuah bahasa.
Kemampuan menyusun kalimat efektif adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk mengetahui sebanyak-banyaknya tentang aturan
kalimat efektif yang memenuhi persyaratan yaitu 1) secara tepat mewakili pikiran
antara pembaca
atau penulisnya, dan yang 2) mengemukakan pemahaman
yang sama tepatnya antara pikiran pembaca dengan apa yang dipikirkan
penulisnya, yang meliputi struktur kalimat efektif dan ciri-ciri kalimat
efektif. Struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum dan struktur
kalimat paralel, struktur kalimat periodik, dan ciri-ciri kalimat efektif
meliputi kesatuan, kepaduan, kelogisan, kehematan, penekanan dan kevariasian.
Keterampilan menulis eksposisi adalah keterampilan
siswa dalam menulis eksposisi yaitu jenis retorika yang berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar para pembaca percaya atau yakin
akan kebenaran objek yang dijadikan topik. Eksposisi bersifat membuktikan
sesuatu kebenaran dari sesuatu yang meragukan atau suatu pertentangan. Untuk
itu semakin banyak fakta yang dipergunakan, semakin kuat kebenaran dicapai.
Penguasaan kosakata adalah skor yang diperoleh
siswa melalui tes berbentuk pilihan ganda pada aspek kosakata yang mencakup
makna denotasi, konotasi, dan idiom, serta sruktur klasikal yang meliputi
sinonim, antonim.
Kemampuan menyusun kalimat efektif adalah skor yang
diperoleh siswa melalui
tes yang
berbentuk pilihan ganda pada aspek kemampuan menyusun kalimat efektif mencakup
struktur kalimat efektif meliputi struktur kalimat umum dan struktur kalimat
paralel, struktur kalimat periodik, dan ciri-ciri kalimat efektif meliputi
kesatuan, kepaduan, kelogisan,
kehematan, penekanan, dan kevariasin.
Keterampilan menulis eksposisi adalah skor tentang
keterampilan siswa menulis yang diukur melalui tes dengan tujuan berusaha untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca agar para pembaca percaya atau yakin
akan kebenaran objek yang dijadikan topik/ tema, kesesuaian isi dan judul,
penataan gagasan, ketetapan ide dalam paragraf, bahasa penyajian karangan,
ketetapan penggunaan ejaan.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini merupakan hasil pengolahan
masing-masing variabel diperoleh dari 42 siswa sampel penelitian. Melalui
penguasaan kosakata,kemampuan menyususn kalimat efektif dan menulis
eksposisisi. Dengan hasil penelitian sebagai berikut.
1.
Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Eksposisi
Hasil analisis hipotesis pertama menyatakan bahwa
ada hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis eksposisi. Hal ini
ditunjukkan dengan tingkat signifikan = 0,05 dengan koefisien korelasi sebesar
0,70 dan koefisien regresi Ŷ = 3,84 + 0,90 X1. Hasil ini menunjukan bahwa penguasaan kosakata memiliki koefisien
korelasi yang paling dominan dibandingkan faktor lainnya. Bila di konsultasikan
dengan tabel koefisien korelasi maka hubungan penguasaan kosakata dengan
keterampilan menulis
eksposisi berada tingkatan paling erat. Berdasarkan
persamaan regresinya kenaikan 1 skor variabel penguasaan kosakata akan meningkatkan
skor keterampilan menulis eksposisi sebesar 4,74 Hasil analisis juga ditemukan
ada hubungan positif antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis
eksposisi, yang artinya semakin tinggi penguasaan kosakata maka ada
kecenderungan semakin tinggi pula keterampilan menulis eksposisi.
Hasil ini sesuai pendapat Soedjito (1992:1)
mengatakan bahwa kosakata (perbendaharan kata) dapat diartikan 1) semua kata
yang terdapat dalam satu bahasa, 2) kekayaan kata yang dimiliki seseorang
pembicara atau penulis, 3) kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmiah
pengetahuan, 4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan
secara singkat dan praktis. Kosakata merupakan komponen utama yang kita gunakan
di dalam melakukan kegiatan komunikasi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Hasil analisis ini menunjukan penguasaan kosakata
merupakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan keterampilan menulis
eksposisi. Dengan adanya penguasaan kosakata yang cukup baik akan berdampak
positif dan akan mampu memilih perbendaharaan kata, misalnya dalam membedakan
kata umum, kata khusus, denotasi, konotasi, sinonim, dan antonim. Hal ini
terlihat dari kosakata yang dipilihnya. Siswa yang kurang memahami secara baik
maka akan kebingungan dalam menempatkan
kata atau memilih kata yang paling cocok digunakan
dalam membuat suatu tulisan. Aspek lain dari pemahaman kosakata siswa akan
mempengaruhi pemakaian atau penempatan aspek pada penulisan huruf kapital,
huruf kecil, huruf miring penulisan kata yang mencakup kata dasar, kata
turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, angka dan bilangan, penulisan
unsur serapan, dan tanda baca juga akan mempengaruhi arti dari yang ditulisnya.
Berdasarkan sebaran soal aspek yang paling lemah
adalah aspek pemakaian konotasi dan idiom sehingga faktor tersebut perlu
mendapatkan perhatian dimana masih banyak siswa yang salah dalam menjawab nomor
12, dan 15 dan untuk esai nomor 4 dimana siswa masih ragu-ragu dalam
menggunakan kata urine dalam membuat
kalimat.
2.
Hubungan Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif dengan Keterampilan Menulis
Eksposisi
Hasil analisis korelasi menyatakan bahwa ada
hubungan kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis
eksposisi di tunjukan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,62 Ŷ = 7,85+
0,86X2. Bila di konsultasikan dengan tabel koefisien korelasi maka tergolong
mempunyai hubungan yang kuat atau erat.
Berdasarkan hasil koefisien korelasi faktor kosaka memiliki hubungan paling
besar kenaikan 1 skor variabel kemampuan menyusun kalimat efektif meningkatkan
keterampilan menulis eksposisi sebesar 8,71.
Hasil analisis juga ditemukan hubungan antara
kemampuan menyusun kalimat efektif dengan keterampilan menulis eksposisi, yang
artinya semakin memahami cara membuat kalimat meliputi struktur kalimat umum
dan struktur kalimat paralel, struktur kalimat periodik, dan ciri-ciri kalimat
efektif meliputi: kesatuan, kepaduan, kelogisan, kehematan, penekanan dan
kevariasian maka siswa mempunyai kecenderungan semakin tinggi keterampilan
menulis eksposisi. Hasil analisis ini menunjukan bahwa kemampuan menyusun
kalimat efektif merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
keterampilan menulis eksposisi, dengan adanya kemampuan siswa menyusun kalimat
efektif yang baik maka siswa ada kecenderungan eksposisi yang dibuatnya semakin
baik pula.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat (Keraf, 2006:
21) bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki satu gagasan pokok dan
unsur-unsurnya minimal terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat ini memiliki
kemampuan untuk mengungkapkan gagasan penutur sehingga pendengar atau pembaca
dapat memahami gagasan yang dimaksud penutur. Kalimat efektif adalah kalimat
yang singkat, padat, dan jelas serta mudah dipahami oleh si pembaca. Kalimat
dikatakan efektif jika berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu
penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik yaitu strukturnya
benar, pilihan katanya tepat, hubungan antar bagiannya logis, dan ejaannya
harus benar.
Hasil analisis ini menunjukkan kemampuan menyusun
kalimat efektif merupakan salah satu faktor yang mendukung peningkatan
keterampilan menulis eksposisi. Berdasarkan yang disebar ternyata aspek paling
lemah pada nomor 1 dan esai nomor 5 siswa saat pembelajaran belum maksimal
dalam faktor peletakan subjek dan kemampuan siswa untuk membuat kalimat efektif
dengan memperhatikan unsur penekanan. Berdasarkan tingkat persentasenya juga
menunjukan bahwa pada saat siswa membuat kalimat secara esai juga mengalami
kesulitan.
3.
Hubungan Penguasaan Kosakata, Kemampuan Menyusun Kalimat Efektif, dengan
Keterampilan Menulis Eksposisi
Hasil analisis regresi linier berganda menyatakan
bahwa ada hubungan penguasaan kosakata, kemampuan menyusun kalimat efektif,
dengan keterampilan menulis eksposisi. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat
signifikan = 0,05, diperoleh koefisien korelasi rxl23y = 0,70 dan koefisien regresi Ŷ
= 1,66+ 0,80 X1+ 0,14X2. Bila di konsultasikan dengan tabel koefisien korelasi maka hubungan
kedua variabel terikat secara bersama-sama mempunyai korelasi yang sangat kuat.
Pada hasil analisis juga ditemukan ada hubungan
positif antara penguasaan kosakata, kemampuan menyusun kalimat efektif, dengan
keterampilan menulis eksposisi, yang artinya semakin baik kemampuan menyusun
kalimat efektif, semakin tinggi
penguasaan kosakata dan semakin intens kemampuan
menyusun kalimat efektif, maka akan semakin tinggi keterampilan menulis eksposisi, dan
kebalikannya yang artinya semakin rendah semakin sedikit penguasaan kosakata
dan semakin rendah kemampuan menyusun kalimat efektif, maka akan semakin rendah keterampilan menulis eksposisi siswa.
Hasil analisis ini menunjukan bahwa penguasaan
kosakata, kemampuan menyusun kalimat efektif, merupakan faktor- faktor yang
mendukung peningkatan keterampilan menulis eksposisi. Penguasaan aspek tersebut
akan berdampak baik pada keterampilan siswa menulis eksposisi yang dibuatnya.
Melalui penelitian ini terbukti bahwa faktor-faktor tersebut berhubungan secara
signifikan dengan aspek keterampilan menulis eksposisi karena kenaikan 1 skor
variabel penguasaan kosakata dan kemampuan menyusun kalimat efektif, akan
meningkatkan skor keterampilan menulis eksposisi sebesar 2,59.
Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf ( 1980: 3)
eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang
berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat
memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut.
Hal tersebut di dukung oleh Kosasih (2008: 30) menyatakan bahwa paragraf
ekspositori adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal objek.
Dari paragraf jenis ini diharapkan pembaca dapat memahami hal atau objek
sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan paragraf
ini menggunakan contoh, grafik, serta berbagai
fakta dan bentuk lainya. Semakin banyak siswa memiliki kosakata baik makna kata
maupun struktur kata yang ada dan mampu menyusunnya menjadi kalimat efektif
baik tata letak maupun kelogisannya, maka siswa tersebut mudah dalam
mengembangkan tulisannya.
Dilihat dari koefisien korelasi bahwa penguasaan
kosakata dengan koefisien korelasi sebesar 0,70; kemampuan menyusun kalimat
efektif mempunyai korelasi 0,62; dan secara bersama-sama sebesar 0,70. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan penguasaan kosakata memiliki hubungan yang dominan
dibandingkan faktor menyusun kalimat karena kosakata yang dimiliki siswa akan
mempunyai dampak mempermudah siswa dalam mengembangkan eksposisi.
Secara rata-rata, keterampilan menulis eksposisi
74,60; aspek penguasaan kosakata sebesar 78,23, kemampuan menyusun kalimat
efektif 77,83. Hal ini menunjukan bahwa penguasaan kosakata memiliki rata-rata
yang paling besar karena lebih mudah dibandingkan dengan menyusun kalimat
efektif. Berdasarkan hal tersebut diharapkan siswa dapat menguasai aspek
kosakata mencakup: makna denotasi, konotasi, dan idiom, sinonim, antonim dan
kalimat efektif meliputi kesatuan, kepaduan, kelogisan, kehematan, penekanan,
dan kevariasian.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara penguasaan kosakata (X1), kemampuan menyusun kalimat
efektif (X2), dengan keterampilan menulis eksposisi (Y). Simpulan tersebut
berdasarkan temuan sebagai berikut.
1.
Terdapat hubungan yang positif,
erat, dan signifikan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis
eksposisi dengan koefisien korelasi sebesar 0,70 dan persamaan regresi regresi Ŷ
= 3,84 + 0,90X1 dengan rasio setiap kenaikan 1 skor variabel penguasaan kosakata (X1) akan meningkatkan skor
keterampilan menulis eksposisi (Y) sebesar 4,74 dengan konstanta sebesar 3,84.
2.
Terdapat hubungan yang positif,
erat, dan signifikan antara kemampuan menyusun kalimat efektif dengan
keterampilan menulis eksposisi dengan koefisien korelasi sebesar 0,62 dan
persamaan regresi Ŷ = 7,86 + 0,86X2 dengan rasio setiap kenaikan 1 skor variabel kemampuan menyusun kalimat
efektif (X2) akan meningkatkan skor keterampilan menulis eksposisi (Y) sebesar 8,71
dengan konstanta sebesar 7,86.
3.
Terdapat hubungan yang positif,
erat, dan signifikan penguasaan kosakata, dan kemampuan menyusun kalimat
efektif dengan keterampilan menulis eksposisi koefisien korelasi
sebesar
0,70 dan persamaan
regresi Ŷ = 1,66+ 0,80 X1+
0,14 X2 dengan rasio setiap
kenaikan 1 skor variabel
penguasaan kosakata (X1)
dan kemampuan menyusun
kalimat efektif (X2) akan
meningkatkan skor
keterampilan menulis
eksposisi
(Y) sebesar 2,59
dengan
kosntanta 1,66.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. dkk. 1996. Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Arikunto, S. 2004. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Keraf,
Gorys 1980. Eksposisi dan
Deskripsi. Ende-
Flores:Nusa
Indah.
Kosasih.
2008 Ketatabahasaan
dan
Kesusastraan. Bandung:
Yrama
Widya.
Nurjamal. 2010. Penuntun
Perkualiahan Bahasa
Indonesia. Bandung :
Alfabeta.
Parera. Jos
Daniel. 2007. Belajar
Mengemukakan Pendapat.
Jakarta:
Erlangga.
Soedjito. 1992. Kosakata Bahasa
Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Surakhmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmu Dasar Metode dan
Teknik, Bandung: PT. Tarsito.
Tarigan, Hendri Guntur.
1992. Menulis sebagai
Suatu
Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Comments
Post a Comment