MAKALAH : Hubungan kecepatan membaca dengan kemampuan memahami isi wawancara narasi


Hubungan Kecpatan Membaca Dengan Kemampuan Memahami Isi Wacana
Membaca merupakan keterampilan dasar  yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan  manusia,  karena  membaca  merupakan  proses  memperoleh informasi  atau  wawasan  dari  buku  yang dibaca  terutama  buku  yang  memuat pengetahuan dan informasi-informasi penting. Jadi, tanpa  membaca buku kita tidak akan memperoleh informasi yang akan menambah wawasan. Sebagian besar infomasi yang disampaikan adalah melalui tulisan. Semua informasi, pengetahuan dan ilmu baru diperoleh melalui tulisan–tulisan, yaitu melalui bacaan. Semua

yang diperoleh melalui bacaan akan memperluas wawasan, mempertinggi daya pikir, dan mempertajam pandangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Ini dapat dibuktikan dengan adanya pembekalan keterampilan membaca sejak sekolah dasar.

Aspek-aspek pembelajaran bahasa Indonesia terdiri atas menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca perlu mendapat perhatian secara khusus oleh guru. Setiap aspek-aspek tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Jadi, seorang guru jangan sampai mengabaikan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain.

Membaca cepat merupakan aktivitas yang melibatkan kerja otak dan gerak mata. Oleh sebab itu, kemampuan membaca cepat setiap orang berbeda. Hal itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan melakukan gerak mata dan mengoptimalkan kerja otak secara efektif. Meskipun demikian, kemampuan membaca cepat dapat dikuasai siapapun yang mau belajar dan berlatih intensif. Soedarso (2006:11) mengatakan bahwa “Metode speed reading merupakan semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi. Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahaman”.
Kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Artinya, pembaca yang baik bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang ia hadapi. Penerapan kemampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan membaca, aspek bacaan yang digali, dan berat ringannya bacaan. Ini berarti, membaca cepat bukan hanya sekadar membaca cepat saja dan setelah membaca tidak ada sedikitpun yang diingat dan dipahami dari bacaan. Soedarso (2006) mengatakan bahwa “Dengan gencarnya arus informasi seperti sekarang ini, tuntutan untuk membaca semakin besar pula. Padahal, waktu yang tersedia semakin terbatas. Oleh karena itu, jika zaman ini orang tidak memiliki kemahiran membaca yang layak, maka dirinya akan mudah terombang-ambing bahkan tergilas oleh arus informasi tersebut”.

Dengan melihat berbagai tuntutan zaman mengenai kebutuhan akan informasi sebagaimana dipaparkan di atas, maka selayaknya seorang guru merefleksi sudah sejauh mana kemampuan membaca cepat siswa dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran di sekolah dan kepada siswa. Apakah kemampuan membaca siswa sudah baik? Apakah kemampuan membaca cepat siswa sudah kita perhatikan? Bagaimanakah kemampuan membaca cepat siswa? Apakah sudah memenuhi standar? Apakah kemampuan membaca cepat mereka berpengaruh terhadap hasil belajar mereka? Inilah yang seharusnya seorang guru perhatikan. Soedarso (2006:4) menjelaskan kemampuan membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam hal ini guru mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan dalam membaca.
Usaha yang dapat dilakukan guru diantaranya (1) Dapat menolong para siswa untuk memperkaya kosakata mereka dengan jalan memperkenalkan sinonim kata-kata, antonim, imbuhan, dan menjelaskan arti suat kata abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu mereka, (2) dapat membantu para siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan disertai latihan seperlunya, (3) dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa dengan menyuruh mereka membaca dalam hati, menghindari gerakan bibir, dan menjelaskan tujuan membaca.
 Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kebiasaan membaca sekedarnya saja dan kurang memahami isi dari suatu bacaan. perilaku yang menyebabkan hasil belajar bahasa Indonesia mereka kurang memuaskan adalah siswa menganggap bahwa membaca merupakan kegiatan yang mudah dilakukan sehingga tidak memerlukan tingkat perhatian dan konsentrasi yang lebih. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya, data rata-rata nilai tengah semester siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 sebesar 6,56. (sumber: Diknas, Kubu raya tahun ajaran 2012). Menurut Muhammad Noer (2010: 41), ada beberapa hal yang menghambat seseorang dalam membaca cepat yakni (1) sulit konsentrasi, (2) rendahnya motivasi, (3) khawatir tidak memahami bahan bacaan, dan (4) memiliki kebiasaan buruk dalam membaca, sedangkan menurut Soedarso (2006:5), “Membaca dengan bersuara (vokalisasi), menggerakan bibir, menunjuk kata demi kata dengan jari, dan menggerakan kepala dari kiri ke kanan, seperti dilakukan semasa kanak-kanak, merupakan kebiasaan yang menghambat membaca cepat”.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan mengangkat judul penelitian “Korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya, guna untuk mengetahui korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Yang menjadi permasalahan umum dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya?”

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu: terdapat korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya dan Hipotesis nol (H0) yaitu: tidak terdapat korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Soedarso, dalam Speed Reading (2006:18) mengatakan bahwa “membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan tujuan dari membaca”. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya di perlambat karena bahan bacaan dan tujuan kita membaca.
 Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing dapat diperlambat untuk memahami makna kata tersebut. Nurhadi (2008:31) mengungkapkan bahwa membaca cepat dan efektif yaitu jenis membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya. Sedangkan Muhammad Noer (2010:24) mengatakan membaca cepat dalam berbagai hal justru membantu menyerap informasi dengan lebih baik dan terstuktur. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa membaca cepat adalah suatu kegiatan membaca yang menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan waktu yang relatif singkat. Keterampilan membaca cepat memberi kesempatan kepada pembaca untuk membaca secara luas. Bagian-bagian yang sudah sangat dikenal atau dipahami tidak dihiraukan. Perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian-bagian yang belum dikuasai.

Ada dua hal yang menjadi perhatian dalam membaca cepat, yaitu kecepatan yang memadai dan pemahaman yang tinggi. Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan membaca itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya. Namun, pembaca cepat tahu kapan maju dengan kecepatan tinggi, kapan mengerem, kapan harus berhenti sejenak, kapan kemudian melaju lagi, dan seterusnya. Pembaca yang baik sadar akan berbagai tujuan membaca, tingkat kesulitan bahan bacaan, serta keperluan membacanya saat itu.
Muhammad Noer (2010:22) menyebutkan ada tiga manfaat membaca cepat yaitu (1) Memilah Informasi Penting dan Tidak, (2) Menguasai Informasi dengan Cepat, (3) Meningkatkan pemahaman. Sedangkan Muhammad Noer (2010:46), ada tiga teknik dasar dalam membaca cepat, (1) Mengenali Kata dengan Cepat, (2) Membaca Kelompok Kata, (3) Melatih Irama Pergerakan Mata. Menurut Soedarso (2006:5), terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat kecepatan membaca (1) Vokalisasi, (2) Gerakan bibir, (3) Gerakan kepala, (4) Menunjuk dengan jari, (5) Regresi, dan (6) Subvokalisasi. Sedangkan Muhammad Noer (2010:41), faktor yang menghambat seseorang dalan membaca cepat sebagai berikut. (1) Sulit Konsentrasi; (2) Rendahnya Motivasi; (3) Khawatir Tidak Memahami Bahan Bacaan; (4) Kebiasaan-Kebiasaan Buruk Dalam Membaca (Muhammad Noer 2010:44) yaitu: Vokalisasi; b. Sub Vokalisasi; c. Gerakan Bibir; d. Gerakan Kepala; dan Regresi (Pengulangan ke belakang).

Menurut Soedarso (2006:14), rumus untuk menghitung kecepatan membaca menggunakan rumus dasar yaitu jumlah kata yang dibaca : jumlah detik untuk membaca x 60 = jumlah kpm (kata per menit).

Menurut Sri Anitah, dkk (2007:2.19) mengungkapkan, Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan tingkah laku yang baru dari siswa yang besipat menetap, fungsional, positif, dan disadari. “Hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu” (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2009:14). Selanjutnya Benjamin S. Bloon (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2009:14) berpendapat bahwa “Hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan”.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir ataupun suatu kompetensi yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Sri Anitah, dkk (2007:2.7) menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut : (a) Faktor dari dalam diri siswa Seperti minat, bakat, usaha, motivasi, dan kebiasaan siswa.

(b)                              Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar lingkungan fisik dan non-fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, guru, dan teman sekolah. Menurut Puji Sentosa, dkk (2009:11) bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Menurut Yusi Rosdiana (2008:14) bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer (manasuka) yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekeja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.Jadi dapat disimpulkan bahasa adalah alat komunikasi yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang mempunyai makna tertentu.

Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan di antaranya: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. (BSNP 2006:317)

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara objektif ada tidaknya korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (1) kemampuan membaca cepat siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya, (2) hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya., (3) korelasi kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya.


METODE

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya yang berada di Jalan Adi Sucipto KM. 13, 1 Arang Limbung Kec. Sungai Raya Kab. Kubu Raya. Penelitian dilaksanakan di kelas V A yang berjumlah 35. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 10 sampai 15 Oktober 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2007:67), “Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan lain-lain), pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Bentuk penelitian ini adalah studi hubungan (interrelationship studies) yaitu untuk mengetahui hubungan kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V A Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya yang berjumlah 35 siswa. Dalam penelitian ini teknik yang dianggap tepat untuk pengumpulan data, yaitu: (1) Teknik pengukuran, (2) Teknik studi dokumenter.Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah (1) Peralatan mekanis, (2) Lembar soal tes, (3) Studi dokumenter. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.

Hasil dari korelasi dibandingkan dengan r kritis yaitu sebesar 0,30. Seperti pendapat Sugiyono (2011:188) yang menyatakan bahwa, “Syarat minimum untuk diangap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,30. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid”. Kemudian untuk pengumpulan data tentang variabel X (kemampuan membaca cepat), setelah dilakukan uji coba pada 15 orang siswa kelas V C di Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya, hasil uji coba itu kemudian dicari realibilitasnya.
 Untuk dapat menjawab masalah penelitian dan mendapatkan kesimpulan hasil penelitian, maka data yang diperoleh akan dianalisa dan diolah menjadi proses pengolahan data. Pengolahan data yang akan digunakan adalah (1) Tentang kemampuan membaca cepat siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V berdasarkan data yang diperoleh dari tes membaca cepat siswa dengan menggunakan rumus dasar sebagai berikut, yaitu yaitu jumlah kata yang dibaca : jumlah detik untuk membaca x 60 = jumlah kpm (kata per menit). (2) Tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonsia kelas V dilihat dari nilai tes formatif yang diberikan, setelah data diperoleh kemudian dihitung dengan menggunakan rata-
rata perhitungan Mean menurut Nana Sudjana (2010:109)=

, (3) Tentang






korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V, peneliti menggunakan rumus product moment menurut Suharsimi Arikunto (2006:274), adalah sebagai berikut:
=

.− (   ) − (   )







{2 − (   )2} {    2 − (   2)}




keterangan :

rxy
: koefisien korelasi

n                              : jumlah responden


∑X
∑Y

∑X 2
∑Y2

∑XY


: jumlah skor variabel bebas
: jumlah skor variable terikat
: jumlah kuadrat skor variabel bebas
: jumlah kuadrat skor variabel terikat
: jumlah perkalian skor variabel bebas dan variabel terikat


Untuk menginterpretasi hasil hitung koefisien korelasi (r), yaitu ingin mengetahui seberapa besar tingkat hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) atau penggunaan media (X) dengan hasil belajar siswa (Y) sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai berikut:

Tabel 1 Tolak ukur perhitungan korelasi
Interval Koofisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang

0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
(Sugiyono (2010:214))

Kriteria pengujian hipotesisnya menurut Anas Sudijono (2003:181) adalah sebagai berikut: (a) Jika rxy hitung > rxy tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti ada korelasi positif antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V, (b) Jika rxy hitung < rxy tabel maka Ha ditolak dan H0 diterima yang berarti tidak ada korelasi positif antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Berdasarkan analisa tes membaca cepat pada pembelajaran bahasa Indonesia maka hasil yang diperoleh rata-rata membaca cepat siswa adalah 121 kpm (kata per menit). Dengan demikian, siswa telah mencapai ketuntasan membaca cepat 75 kpm sesuai dengan kompetensi dasar 3.2 menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit.

Nilai hasil belajar berupa rata-rata nilai hasil belajar membaca cepat siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu sebesar 2203 dengan rata-rata 63 yang dikategorikan cukup. Dari data yang diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu nilai formatif siswa kelas V dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan tolak ukur rata-rata hasil belajar sebagai berikut :
Tabel 2 Tolak Ukur Kategori Penilaian Rata-rata Hasil Belajar
Skor Akhir
Keputusan
Grade
80
– 100
Berhasil
A (Sangat Baik)
70
– 79
Berhasil
B (Baik)
60
– 69
Berhasil
C (Cukup)
50
– 59
Belum berhasil
D (Kurang)
0
– 49
Belum berhasil
E (Sangat Kurang)
(Sumber: Adi Suryanto, dkk (2008:4.42)
Tabel 3 Gambaran Frekuensi Hasil Belajar Membaca Cepat Siswa Kelas V pada Pembelajaran bahasa Indonesia
Kategori
Frekuensi (F)
Persentase
Sangat baik
0
0 %
Baik
10
28,57 %
Cukup
12
34,29 %
Kurang
12
34,29 %
Sangat Kurang
1
2,86 %
Sumber: Data penelitian 2013

Dari tabel di atas dapat diketahui (1) Sebanyak 10 siswa atau 28,57% hasil belajar siswa termasuk ke dalam kategori B (baik). (2) Sebanyak 12 siswa atau 34,29% hasil belajar siswa termasuk ke dalam kategori C (cukup). (3)
Sebanyak 12 siswa atau 34,29% hasil belajar siswa termasuk ke dalam kategori D (kurang). (4) Sebanyak 1 siswa atau 2,86% hasil belajar siswa termasuk ke dalam kategori E (sangat kurang).

Berdasarkan penyajian data kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar maka kedua data tersebut akan dianalisis ke dalam perhitungan korelasi product moment. Perhitungan data terlihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Distribusi Hasil Variabel X dan Y

No.
Xi
Yi


Xi. Yi

Responden







1
120
50
14400
2500
6000








2
128
73
16384
5329
9344








3
139
65
19321
4225
9035








4
145
73
21025
5329
10585








5
146
55
21316
3025
8030








6
97
48
9409
2304
4656








7
132
65
17424
4225
8580








8
95
55
9025
3025
5225








9
129
50
16641
2500
6450








10
111
55
12321
3025
6105








11
142
68
20164
4624
9656








12
95
58
9025
3364
5510








13
114
63
12996
3969
7182








14
124
58
15376
3364
7192








15
104
53
10816
2809
5512








16
114
75
12996
5625
8550








17
125
65
15625
4225
8125








18
118
60
13924
3600
7080








19
128
70
16384
4900
8960








20
118
53
13924
2809
6254








21
100
60
10000
3600
6000








22
128
63
16384
3969
8064








23
123
75
15129
5625
9225








24
132
58
17424
3364
7656








25
124
63
15376
3969
7812








26
131
70
17161
4900
9170








27
95
55
9025
3025
5225








28
115
65
13225
4225
7475








29
146
63
21316
3969
9198








30
115
73
13225
5329
8395








31
120
75
14400
5625
9000












32

114

78

12996
6084

8892



















33

128

78

16384
6084

9984



















34

109

50

11881
2500

5450



















35

119

65

14161
4225

7735


















Jumlah
4223

2203

516583
141269
267312


















Diketahui:











n
= 35




Xi2 = 516583
(
Xi)2 = 17833729

= 4223


2 = 141269
(
Yi)2
= 4853209

= 2203


.   = 267312






Korelasi Product Moment:









=






   −(
) (   )




































(
2)−(   )2
(   2)− (

)2












=






35 267312 − 4223 (2203)










































35 .516583 − 17833729
35 141269 − 4853209













=






9356025 – 9309878










































18080405 − 17833729
4944415 − 4853209

















=
52651












































246676

91206






















=
52651













































22498331256























=
52651































149994,44



























= 0,351












Pembahasan

Berdasarkan data penelitian menunjukan kemampuan membaca cepat siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya adalah 121 kpm. Dengan demikian, siswa telah mencapai ketuntasan membaca cepat 75 kpm sesuai dengan kompetensi dasar 3.2 Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit. Hasil belajar membaca cepat siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya pada pembelajaran bahasa Indonesia masuk dalam kategori baik 10 orang atau 28,57%, cukup baik 12 orang atau 34,29%, kurang 12 orang atau 34,29%, dan kurang sekali 1 orang atau 2,86% . Dengan nilai rata-rata 63 yang berarti hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kedalam kategori “cukup”.

Dari perhitungan statistik, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,351. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi, maka nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu dengan N=33 adalah 0,344. Dengan demikian r hitung >dari r tabel atau 0,351 > 0,344. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi yang diperoleh, maka interpretasi dari koefisien korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa diukur dengan tabel interprestasi koefisien korelasi maka korelasi tersebut termasuk pada kategori yang kuat karena berada direntang 0,200

– 0,399. Berdasarkan hasil perhitungan ini, berarti Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (H0) ditolak karena r hitung lebih besar dari r tabel

pada taraf signifikan 5% (0,49 > 0,3319). Dari perhitungan ini membuktikan bahwa terdapat korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 sungai Raya.



SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sesuai dengan analisis data yang dilakukan untuk menjawab permasalahan dan rumusan hipotesis, maka dapat diambil simpulan secara umum bahwa terdapat korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Simpulan secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut: (1) kemampuan membaca cepat siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya telah mencapai ketuntasan membaca cepat 75 kpm. Hal ini berdasarkan dari hasil tes membaca cepat siswa yaitu dengan rata-rata kecepatan membaca 121 kpm. (2) Hasil belajar membaca cepat siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 sungai Raya pada pembelajaran bahasa Indonesia memperoleh hasil yang cukup yaitu dengan nilai rata-rata 63. (3) Terdapat hubungan yang rendah antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Hal ini diketahui dari perhitungan koefisien korelasi yaitu sebesar 0,351. Dalam penelitian ini Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (H0) ditolak karena r hitung 0,351 lebih besar dari r tabel N= 33 adalah 0,344 pada taraf signifikan 5% (0,351 > 0,344).

Saran

Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas V, adapun saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Sebelum proses membaca cepat dilakukan, guru hendaknya selalu memperhatikan kondisi siswa dan kelas agar proses belajar mengajar dan konsentrasi siswa tetap fokus. 2). Sebelum memulai membaca cepat, guru harus mengingatkan siswa untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menghambat kecepatan membaca seperti (1) Vokalisasi; (2) Gerakan bibir; (3) Gerakan kepala; (4) Menunjuk dengan jari; (5) Regresi; dan (6) Subvokalisasi. 3). Saat proses membaca cepat dilakukan, guru dan siswa lain hendaknya tidak membuat keributan yang dapat memicu konsentrasi menjadi buyar.




DAFTAR RUJUKAN
Anas Sudijono. (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asep Jihad dan Abdul Haris. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Mulit Presindo.
BSNP.                (2006).   Model   Kurikulum   Tingkat   Satuan   Pendidikan.   Jakarta:
DepdiknaDiknas. (2012). Buku Daftar Nilai Siswa Kelas V SD. Kubu Raya: Diknas
Hadari Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Muhammad Noer. (2010). Speed Reading for Beginners. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nurhadi. (2008). Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.
Puji Sentosa, dkk                  (2009). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Soedarso. (2006). Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono.                 (2011).   Metode   Penelitian   Kuantitatif,   Kualitatif,   dan   R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sri Anitah W, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD Buku Materi Pokok PDGK 4105/4 SKS/Modul 1-12 Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yusi  Rosdiana,  dkk,.(2008).  Bahasa  Dan  Sastra  Indonesia  di  SD.  Jakarta:
Universitas Terbuka.

Comments

Popular posts from this blog

Permasalahan Modal Bagi Petani

MAKALAH : Hubungan Penguasaan Kosa Kata Terhadap Kemampuan Berbicara