MAKALAH : Hubungan kecepatan membaca dengan kemampuan memahami isi wawancara narasi
Hubungan Kecpatan Membaca Dengan
Kemampuan Memahami Isi Wacana
Membaca
merupakan keterampilan dasar yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia, karena membaca
merupakan proses memperoleh informasi atau
wawasan dari buku
yang dibaca terutama buku
yang memuat pengetahuan dan
informasi-informasi penting. Jadi, tanpa
membaca buku kita tidak akan memperoleh informasi yang akan menambah
wawasan. Sebagian besar infomasi yang disampaikan adalah melalui tulisan. Semua
informasi, pengetahuan dan ilmu baru diperoleh melalui tulisan–tulisan, yaitu
melalui bacaan. Semua
yang
diperoleh melalui bacaan akan memperluas wawasan, mempertinggi daya pikir, dan
mempertajam pandangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan hal
yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Ini dapat dibuktikan dengan adanya
pembekalan keterampilan membaca sejak sekolah dasar.
Aspek-aspek
pembelajaran bahasa Indonesia terdiri atas menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis. Keterampilan membaca perlu mendapat perhatian secara khusus oleh guru.
Setiap aspek-aspek tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain. Jadi,
seorang guru jangan sampai mengabaikan keterampilan-keterampilan berbahasa yang
lain.
Membaca
cepat merupakan aktivitas yang melibatkan kerja otak dan gerak mata. Oleh sebab
itu, kemampuan membaca cepat setiap orang berbeda. Hal itu sangat dipengaruhi
oleh kemampuan melakukan gerak mata dan mengoptimalkan kerja otak secara
efektif. Meskipun demikian, kemampuan membaca cepat dapat dikuasai siapapun
yang mau belajar dan berlatih intensif. Soedarso (2006:11) mengatakan bahwa
“Metode speed reading merupakan
semacam latihan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi.
Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak
mengabaikan pemahaman”.
Kecepatan
itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Artinya,
pembaca yang baik bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang ia hadapi.
Penerapan kemampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan membaca, aspek
bacaan yang digali, dan berat ringannya bacaan. Ini berarti, membaca cepat
bukan hanya sekadar membaca cepat saja dan setelah membaca tidak ada sedikitpun
yang diingat dan dipahami dari bacaan. Soedarso (2006) mengatakan bahwa “Dengan
gencarnya arus informasi seperti sekarang ini, tuntutan untuk membaca semakin
besar pula. Padahal, waktu yang tersedia semakin terbatas. Oleh karena itu,
jika zaman ini orang tidak memiliki kemahiran membaca yang layak, maka dirinya
akan mudah terombang-ambing bahkan tergilas oleh arus informasi tersebut”.
Dengan
melihat berbagai tuntutan zaman mengenai kebutuhan akan informasi sebagaimana
dipaparkan di atas, maka selayaknya seorang guru merefleksi sudah sejauh mana
kemampuan membaca cepat siswa dan bagaimana penerapannya dalam pembelajaran di
sekolah dan kepada siswa. Apakah kemampuan membaca siswa sudah baik? Apakah
kemampuan membaca cepat siswa sudah kita perhatikan? Bagaimanakah kemampuan
membaca cepat siswa? Apakah sudah memenuhi standar? Apakah kemampuan membaca
cepat mereka berpengaruh terhadap hasil belajar mereka? Inilah yang seharusnya
seorang guru perhatikan. Soedarso (2006:4) menjelaskan kemampuan membaca yang
baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam hal ini guru
mempunyai peranan yang sangat besar untuk mengembangkan kemampuan yang
dibutuhkan dalam membaca.
Usaha
yang dapat dilakukan guru diantaranya (1) Dapat menolong para siswa untuk
memperkaya kosakata mereka dengan jalan memperkenalkan sinonim kata-kata,
antonim, imbuhan, dan menjelaskan arti suat kata abstrak dengan mempergunakan
bahasa daerah atau bahasa ibu mereka, (2) dapat membantu para siswa untuk
memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan disertai latihan seperlunya,
(3) dapat meningkatkan kecepatan membaca para siswa dengan menyuruh mereka membaca
dalam hati, menghindari gerakan bibir, dan menjelaskan tujuan membaca.
Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
kebiasaan membaca sekedarnya saja dan kurang memahami isi dari suatu bacaan.
perilaku yang menyebabkan hasil belajar bahasa Indonesia mereka kurang
memuaskan adalah siswa menganggap bahwa membaca merupakan kegiatan yang mudah
dilakukan sehingga tidak memerlukan tingkat perhatian dan konsentrasi yang
lebih. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada siswa kelas V di
Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya, data rata-rata nilai tengah semester siswa
pada mata pelajaran bahasa Indonesia semester ganjil tahun ajaran 2012/2013
sebesar 6,56. (sumber: Diknas, Kubu raya tahun ajaran 2012). Menurut Muhammad
Noer (2010: 41), ada beberapa hal yang menghambat seseorang dalam membaca cepat
yakni (1) sulit konsentrasi, (2) rendahnya motivasi, (3) khawatir tidak
memahami bahan bacaan, dan (4) memiliki kebiasaan buruk dalam membaca, sedangkan
menurut Soedarso (2006:5), “Membaca dengan bersuara (vokalisasi), menggerakan
bibir, menunjuk kata demi kata dengan jari, dan menggerakan kepala dari kiri ke
kanan, seperti dilakukan semasa kanak-kanak, merupakan kebiasaan yang
menghambat membaca cepat”.
Berdasarkan
latar belakang di atas peneliti akan mengangkat judul penelitian “Korelasi
antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya, guna untuk
mengetahui korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa
pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya.
Yang menjadi permasalahan umum dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat
korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada
pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya?”
Hipotesis
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu:
terdapat korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa
pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya
dan Hipotesis nol (H0) yaitu: tidak terdapat korelasi antara kemampuan membaca
cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V
Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Soedarso, dalam Speed Reading (2006:18)
mengatakan bahwa “membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan tujuan dari membaca”. Kecepatan
membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya
di perlambat karena bahan bacaan dan tujuan kita membaca.
Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan
kebutuhan membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat
dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing dapat
diperlambat untuk memahami makna kata tersebut. Nurhadi (2008:31) mengungkapkan
bahwa membaca cepat dan efektif yaitu jenis membaca yang mengutamakan kecepatan
dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya. Sedangkan
Muhammad Noer (2010:24) mengatakan membaca cepat dalam berbagai hal justru
membantu menyerap informasi dengan lebih baik dan terstuktur. Dari pendapat di
atas dapat dipahami bahwa membaca cepat adalah suatu kegiatan membaca yang
menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan waktu yang
relatif singkat. Keterampilan membaca cepat memberi kesempatan kepada pembaca
untuk membaca secara luas. Bagian-bagian yang sudah sangat dikenal atau
dipahami tidak dihiraukan. Perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang
baru atau bagian-bagian yang belum dikuasai.
Ada dua
hal yang menjadi perhatian dalam membaca cepat, yaitu kecepatan yang memadai
dan pemahaman yang tinggi. Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan
kecepatan membaca itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang
dihadapinya. Namun, pembaca cepat tahu kapan maju dengan kecepatan tinggi,
kapan mengerem, kapan harus berhenti sejenak, kapan kemudian melaju lagi, dan
seterusnya. Pembaca yang baik sadar akan berbagai tujuan membaca, tingkat kesulitan
bahan bacaan, serta keperluan membacanya saat itu.
Muhammad
Noer (2010:22) menyebutkan ada tiga manfaat membaca cepat yaitu (1) Memilah
Informasi Penting dan Tidak, (2) Menguasai Informasi dengan Cepat, (3)
Meningkatkan pemahaman. Sedangkan Muhammad Noer (2010:46), ada tiga teknik
dasar dalam membaca cepat, (1) Mengenali Kata dengan Cepat, (2) Membaca
Kelompok Kata, (3) Melatih Irama Pergerakan Mata. Menurut Soedarso (2006:5),
terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat kecepatan membaca (1) Vokalisasi,
(2) Gerakan bibir, (3) Gerakan kepala, (4) Menunjuk dengan jari, (5) Regresi,
dan (6) Subvokalisasi. Sedangkan Muhammad Noer (2010:41), faktor yang
menghambat seseorang dalan membaca cepat sebagai berikut. (1) Sulit
Konsentrasi; (2) Rendahnya Motivasi; (3) Khawatir Tidak Memahami Bahan Bacaan;
(4) Kebiasaan-Kebiasaan Buruk Dalam Membaca (Muhammad Noer 2010:44) yaitu:
Vokalisasi; b. Sub Vokalisasi; c. Gerakan Bibir; d. Gerakan Kepala; dan Regresi
(Pengulangan ke belakang).
Menurut
Soedarso (2006:14), rumus untuk menghitung kecepatan membaca menggunakan rumus
dasar yaitu jumlah kata yang dibaca : jumlah detik untuk membaca x 60 = jumlah
kpm (kata per menit).
Menurut
Sri Anitah, dkk (2007:2.19) mengungkapkan, Hasil belajar merupakan kulminasi
dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Hasil belajar harus
menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan tingkah laku yang baru
dari siswa yang besipat menetap, fungsional, positif, dan disadari. “Hasil
belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap
dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang
dilakukan dalam waktu tertentu” (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2009:14).
Selanjutnya Benjamin S. Bloon (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2009:14) berpendapat
bahwa “Hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan
dan keterampilan”.
Dari
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
akhir ataupun suatu kompetensi yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran. Sri Anitah, dkk (2007:2.7) menjelaskan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai berikut : (a)
Faktor dari dalam diri siswa Seperti minat, bakat, usaha, motivasi, dan
kebiasaan siswa.
(b)
Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil
belajar lingkungan fisik dan non-fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan
keluarga, program sekolah, guru, dan teman sekolah. Menurut Puji Sentosa, dkk
(2009:11) bahasa merupakan alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa
lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat terbagi atas dua
unsur utama yakni bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Menurut Yusi Rosdiana
(2008:14) bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer (manasuka) yang dipergunakan oleh para anggota kelompok
sosial untuk bekeja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.Jadi dapat
disimpulkan bahasa adalah alat komunikasi yang dilakukan oleh sekelompok
masyarakat yang mempunyai makna tertentu.
Tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia adalah
agar siswa memiliki kemampuan di antaranya: (1) berkomunikasi secara efektif
dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis,
(2) menghargai dan bangga dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara, (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional
dan sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. (BSNP 2006:317)
Secara
umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara objektif
ada tidaknya korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa
pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: (1) kemampuan
membaca cepat siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar
Negeri 7 Sungai Raya, (2) hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa
Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya., (3) korelasi kemampuan
membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia
kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya.
METODE
Penelitian
dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya yang berada di Jalan Adi
Sucipto KM. 13, 1 Arang Limbung Kec. Sungai Raya Kab. Kubu Raya. Penelitian
dilaksanakan di kelas V A yang berjumlah 35. Penelitian dilaksanakan dari
tanggal 10 sampai 15 Oktober 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (2007:67), “Metode deskriptif
adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/
melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan
lain-lain), pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya”.
Bentuk
penelitian ini adalah studi hubungan (interrelationship
studies) yaitu untuk mengetahui hubungan kemampuan membaca cepat dengan
hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar
Negeri 7 Sungai Raya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
V A Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya yang berjumlah 35 siswa. Dalam
penelitian ini teknik yang dianggap tepat untuk pengumpulan data, yaitu: (1)
Teknik pengukuran, (2) Teknik studi dokumenter.Berdasarkan teknik pengumpulan
data yang digunakan, maka alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah (1)
Peralatan mekanis, (2) Lembar soal tes, (3) Studi dokumenter. Prosedur yang dilakukan
dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap analisis data.
Hasil
dari korelasi dibandingkan dengan r kritis yaitu sebesar 0,30. Seperti pendapat
Sugiyono (2011:188) yang menyatakan bahwa, “Syarat minimum untuk diangap
memenuhi syarat adalah kalau r = 0,30. Jadi kalau korelasi antara butir dengan
skor total kurang dari 0,30 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid”. Kemudian untuk pengumpulan data tentang variabel X (kemampuan
membaca cepat), setelah dilakukan uji coba pada 15 orang siswa kelas V C di
Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya, hasil uji coba itu kemudian dicari
realibilitasnya.
Untuk dapat menjawab masalah penelitian dan
mendapatkan kesimpulan hasil penelitian, maka data yang diperoleh akan
dianalisa dan diolah menjadi proses pengolahan data. Pengolahan data yang akan
digunakan adalah (1) Tentang kemampuan membaca cepat siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia kelas V berdasarkan data yang diperoleh dari tes membaca cepat
siswa dengan menggunakan rumus dasar sebagai berikut, yaitu yaitu jumlah kata
yang dibaca : jumlah detik untuk membaca x 60 = jumlah kpm (kata per menit). (2)
Tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonsia kelas V dilihat
dari nilai tes formatif yang diberikan, setelah data diperoleh kemudian
dihitung dengan menggunakan rata-
rata
perhitungan Mean menurut Nana Sudjana (2010:109)=
|
|
, (3) Tentang
|
|
|
|||
|
|
korelasi
antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia kelas V, peneliti menggunakan rumus product moment menurut
Suharsimi Arikunto (2006:274), adalah sebagai berikut:
=
|
|
.− (
) − ( )
|
|
|
|
||
|
|
||
{2 − ( )2} { 2 − ( 2)}
|
|||
|
|
||
keterangan
:
|
|||
rxy
|
:
koefisien korelasi
|
n
: jumlah responden
∑X
∑Y
∑X 2
∑Y2
∑XY
: jumlah
skor variabel bebas
: jumlah
skor variable terikat
: jumlah
kuadrat skor variabel bebas
: jumlah
kuadrat skor variabel terikat
: jumlah
perkalian skor variabel bebas dan variabel terikat
Untuk
menginterpretasi hasil hitung koefisien korelasi (r), yaitu ingin mengetahui
seberapa besar tingkat hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
atau penggunaan media (X) dengan hasil belajar siswa (Y) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku sebagai berikut:
Tabel 1 Tolak ukur perhitungan korelasi
Interval Koofisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 –
0,199
|
Sangat
rendah
|
0,20 –
0,399
|
Rendah
|
0,40 –
0,599
|
Sedang
|
0,60 –
0,799
|
Kuat
|
0,80 –
1,000
|
Sangat
kuat
|

(Sugiyono (2010:214))
Kriteria
pengujian hipotesisnya menurut Anas Sudijono (2003:181) adalah sebagai berikut:
(a) Jika rxy hitung > rxy tabel maka Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti
ada korelasi positif antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa
pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V, (b) Jika rxy hitung < rxy tabel
maka Ha ditolak dan H0 diterima yang berarti tidak ada korelasi positif antara
kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa
Indonesia kelas V.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan
analisa tes membaca cepat pada pembelajaran bahasa Indonesia maka hasil yang
diperoleh rata-rata membaca cepat siswa adalah 121 kpm (kata per menit). Dengan
demikian, siswa telah mencapai ketuntasan membaca cepat 75 kpm sesuai dengan
kompetensi dasar 3.2 menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan
kecepatan 75 kata per menit.
Nilai
hasil belajar berupa rata-rata nilai hasil belajar membaca cepat siswa pada
pembelajaran bahasa Indonesia yaitu sebesar 2203 dengan rata-rata 63 yang
dikategorikan cukup. Dari data yang diperoleh dari hasil belajar siswa yaitu
nilai formatif siswa kelas V dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan
tolak ukur rata-rata hasil belajar sebagai berikut :
Tabel 2 Tolak Ukur Kategori Penilaian Rata-rata
Hasil Belajar
Skor Akhir
|
Keputusan
|
Grade
|
|
80
|
– 100
|
Berhasil
|
A
(Sangat Baik)
|
70
|
– 79
|
Berhasil
|
B
(Baik)
|
60
|
– 69
|
Berhasil
|
C
(Cukup)
|
50
|
– 59
|
Belum
berhasil
|
D
(Kurang)
|
0
|
– 49
|
Belum
berhasil
|
E
(Sangat Kurang)
|

(Sumber: Adi Suryanto, dkk (2008:4.42)
Tabel 3 Gambaran Frekuensi Hasil Belajar Membaca
Cepat Siswa Kelas V pada Pembelajaran bahasa Indonesia

Kategori
|
Frekuensi (F)
|
Persentase
|
Sangat
baik
|
0
|
0 %
|
Baik
|
10
|
28,57 %
|
Cukup
|
12
|
34,29 %
|
Kurang
|
12
|
34,29 %
|
Sangat
Kurang
|
1
|
2,86 %
|

Sumber: Data penelitian 2013
Dari
tabel di atas dapat diketahui (1) Sebanyak 10 siswa atau 28,57% hasil belajar
siswa termasuk ke dalam kategori B (baik). (2) Sebanyak 12 siswa atau 34,29%
hasil belajar siswa termasuk ke dalam kategori C (cukup). (3)
Sebanyak
12 siswa atau 34,29% hasil belajar siswa termasuk ke dalam kategori D (kurang).
(4) Sebanyak 1 siswa atau 2,86% hasil belajar siswa termasuk ke dalam kategori
E (sangat kurang).
Berdasarkan
penyajian data kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar maka kedua data
tersebut akan dianalisis ke dalam perhitungan korelasi product moment. Perhitungan data terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Variabel X dan Y
|
No.
|
Xi
|
Yi
|
|
|
Xi. Yi
|
|
Responden
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
120
|
50
|
14400
|
2500
|
6000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
128
|
73
|
16384
|
5329
|
9344
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
139
|
65
|
19321
|
4225
|
9035
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
145
|
73
|
21025
|
5329
|
10585
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
146
|
55
|
21316
|
3025
|
8030
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
97
|
48
|
9409
|
2304
|
4656
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
132
|
65
|
17424
|
4225
|
8580
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
95
|
55
|
9025
|
3025
|
5225
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
129
|
50
|
16641
|
2500
|
6450
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
111
|
55
|
12321
|
3025
|
6105
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
142
|
68
|
20164
|
4624
|
9656
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
95
|
58
|
9025
|
3364
|
5510
|
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
114
|
63
|
12996
|
3969
|
7182
|
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
124
|
58
|
15376
|
3364
|
7192
|
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
104
|
53
|
10816
|
2809
|
5512
|
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
114
|
75
|
12996
|
5625
|
8550
|
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
125
|
65
|
15625
|
4225
|
8125
|
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
118
|
60
|
13924
|
3600
|
7080
|
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
128
|
70
|
16384
|
4900
|
8960
|
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
118
|
53
|
13924
|
2809
|
6254
|
|
|
|
|
|
|
|
|
21
|
100
|
60
|
10000
|
3600
|
6000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
22
|
128
|
63
|
16384
|
3969
|
8064
|
|
|
|
|
|
|
|
|
23
|
123
|
75
|
15129
|
5625
|
9225
|
|
|
|
|
|
|
|
|
24
|
132
|
58
|
17424
|
3364
|
7656
|
|
|
|
|
|
|
|
|
25
|
124
|
63
|
15376
|
3969
|
7812
|
|
|
|
|
|
|
|
|
26
|
131
|
70
|
17161
|
4900
|
9170
|
|
|
|
|
|
|
|
|
27
|
95
|
55
|
9025
|
3025
|
5225
|
|
|
|
|
|
|
|
|
28
|
115
|
65
|
13225
|
4225
|
7475
|
|
|
|
|
|
|
|
|
29
|
146
|
63
|
21316
|
3969
|
9198
|
|
|
|
|
|
|
|
|
30
|
115
|
73
|
13225
|
5329
|
8395
|
|
|
|
|
|
|
|
|
31
|
120
|
75
|
14400
|
5625
|
9000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
32
|
|
114
|
|
78
|
|
12996
|
6084
|
|
8892
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
33
|
|
128
|
|
78
|
|
16384
|
6084
|
|
9984
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
34
|
|
109
|
|
50
|
|
11881
|
2500
|
|
5450
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
35
|
|
119
|
|
65
|
|
14161
|
4225
|
|
7735
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Jumlah
|
4223
|
|
2203
|
|
516583
|
141269
|
267312
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Diketahui:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
n
|
= 35
|
|
|
|
|
Xi2 = 516583
|
(
|
Xi)2 = 17833729
|
|||||||||
|
= 4223
|
|
|
2 = 141269
|
(
|
Yi)2
|
= 4853209
|
|||||||||||
|
= 2203
|
|
|
.
= 267312
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
Korelasi
Product Moment:
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
|
|
=
|
|
|
|
|
|
|
−(
|
) (
)
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
(
|
2)−( )2
|
(
2)− (
|
|
)2
|
|
||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
|
|
=
|
|
|
|
|
|
|
35 267312 − 4223 (2203)
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
35 .516583 − 17833729
|
35 141269 − 4853209
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
=
|
|
|
|
|
|
|
9356025 – 9309878
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
18080405 − 17833729
|
4944415 − 4853209
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
=
|
52651
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
246676
|
|
91206
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
=
|
52651
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
22498331256
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
=
|
52651
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
149994,44
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
= 0,351
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pembahasan
Berdasarkan
data penelitian menunjukan kemampuan membaca cepat siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri 7 Sungai Raya adalah 121 kpm. Dengan demikian, siswa telah mencapai
ketuntasan membaca cepat 75 kpm sesuai dengan kompetensi dasar 3.2 Menemukan
gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit. Hasil
belajar membaca cepat siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya pada
pembelajaran bahasa Indonesia masuk dalam kategori baik 10 orang atau 28,57%,
cukup baik 12 orang atau 34,29%, kurang 12 orang atau 34,29%, dan kurang sekali
1 orang atau 2,86% . Dengan nilai rata-rata 63 yang berarti hasil belajar siswa
pada pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kedalam kategori “cukup”.
Dari
perhitungan statistik, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,351. Untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi, maka nilai tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan r tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu dengan N=33 adalah 0,344.
Dengan demikian r hitung >dari r tabel atau 0,351 > 0,344. Selanjutnya
untuk mengetahui koefisien korelasi yang diperoleh, maka interpretasi dari
koefisien korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa
diukur dengan tabel interprestasi koefisien korelasi maka korelasi tersebut
termasuk pada kategori yang kuat karena berada direntang 0,200
– 0,399.
Berdasarkan hasil perhitungan ini, berarti Hipotesis alternatif (Ha) diterima
dan Hipotesis nol (H0) ditolak karena r hitung lebih besar dari r tabel
pada
taraf signifikan 5% (0,49 > 0,3319). Dari perhitungan ini membuktikan bahwa
terdapat korelasi antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa
pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 sungai Raya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sesuai
dengan analisis data yang dilakukan untuk menjawab permasalahan dan rumusan
hipotesis, maka dapat diambil simpulan secara umum bahwa terdapat korelasi
antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran
bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Simpulan secara
khusus dapat diuraikan sebagai berikut: (1) kemampuan membaca cepat siswa kelas
V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya telah mencapai ketuntasan membaca cepat 75
kpm. Hal ini berdasarkan dari hasil tes membaca cepat siswa yaitu dengan
rata-rata kecepatan membaca 121 kpm. (2) Hasil belajar membaca cepat siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 sungai Raya pada pembelajaran bahasa Indonesia
memperoleh hasil yang cukup yaitu dengan nilai rata-rata 63. (3) Terdapat
hubungan yang rendah antara kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa
pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya.
Hal ini diketahui dari perhitungan koefisien korelasi yaitu sebesar 0,351.
Dalam penelitian ini Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (H0)
ditolak karena r hitung 0,351 lebih besar dari r tabel N= 33 adalah 0,344 pada
taraf signifikan 5% (0,351 > 0,344).
Saran
Dalam
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia kelas V, adapun saran yang dapat peneliti berikan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : 1). Sebelum proses membaca cepat dilakukan, guru
hendaknya selalu memperhatikan kondisi siswa dan kelas agar proses belajar
mengajar dan konsentrasi siswa tetap fokus. 2). Sebelum memulai membaca cepat,
guru harus mengingatkan siswa untuk menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang
dapat menghambat kecepatan membaca seperti (1) Vokalisasi; (2) Gerakan bibir;
(3) Gerakan kepala; (4) Menunjuk dengan jari; (5) Regresi; dan (6)
Subvokalisasi. 3). Saat proses membaca cepat dilakukan, guru dan siswa lain
hendaknya tidak membuat keributan yang dapat memicu konsentrasi menjadi buyar.
DAFTAR RUJUKAN
Anas
Sudijono. (2008). Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asep
Jihad dan Abdul Haris. (2009). Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Mulit Presindo.
BSNP. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Hadari
Nawawi. (2007). Metode Penelitian Bidang
Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Muhammad
Noer. (2010). Speed Reading for Beginners. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Nurhadi.
(2008). Membaca Cepat dan Efektif.
Jakarta: Sinar Baru Algesindo.
Puji
Sentosa, dkk (2009). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
SD.
Jakarta:
Universitas Terbuka.
Soedarso.
(2006). Speed Reading Sistem
Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:
Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiyono.
(2010). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:
Rineka Cipta.
Sri
Anitah W, dkk. (2008). Strategi
Pembelajaran di SD Buku Materi Pokok PDGK
4105/4 SKS/Modul 1-12 Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yusi Rosdiana,
dkk,.(2008). Bahasa Dan Sastra
Indonesia di SD. Jakarta:
Universitas
Terbuka.
Comments
Post a Comment